Selasa, 16 Maret 2010

PERINGAT MAULID NABI BESR MUHAMMAD SAW


Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw yang dilangsungkan di Masjid Al-Hidayah Blok A Griya Martubung 2 ini berjalan dengan Hikmat. Tepat tgl 14 Rabiul Awal 1431 H atau 28 Februari 2010 M, hari Ahad . Cuaca pagi itu begitu cerah, secerah hati para Warga Muslim Blok A.
Pada Pidato sambutan Ketua STM al-Hidayah menjelaskan bahwa sebelumnya Mesjid Al-Hidayah ini masih berstatus sebagai Mushollah, dan ditandai dengan Prasasti perletakan Batu Pertama yang di tanda tangani oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara, H. Gatot Pudjonugroho, ST saat kedatangan beliau pada tanggal 1 April 2009 yang lalu di acara Perletakan Batu Pertama Mushollah Al-Hidayah. Seiring dengan perkembangan dan banyaknya masukan kepada Panitia Pembangunan Mushollah untuk merubah Status Mushollah menjadi Masjid. Usulan tidak hanya berasal dari lingkungan Blok A Griya Martubung 2, tetapi juga datang dari luar lingkungan Blok A Griya Martubung II. Suatu ketika ada yang mampir ke Mushollah untuk Sholat dzuhur, setelah berbincang-bincang dengan Panitia Pembangunan Mushollah tercetus usul untu merubah Mushollah menjadi Masjid. Demikian juga usulan-usulan lainnya. Dan ususlan-usulan tersebut di tamping oleh Panitia Pembangunan Mushollah. Dalam sebuah Mushawarah Ketua Pembangunan Musholah Al-Hidayah (M. Beringat Tarigan) mengajukan wacana untuk merubah status Musholah menjadi Masjid, meskipun belum ada kata sepakat untuk hal tersebut. Seiring dengan perjalanan waktu dan hal-hal bekembang lainnya, bebarapa bulan yang lalu jamaah yang sering hadir untuk Sholat Fardhu berjamaah yang sebagian besar Panitia Pembangunan Mushollah dan Pengurus STM Al-Hidayah, serta warga lainnya, sepakat untuk memulai mengganti sebutan Musholllah Al-Hidayah menjadi sebutan Masjid Al-hidayah agar Proses Perubahan status ini dapat segera terealisasi kendati secara Administrasi belum dirubah.
Sampai saat ini kita sudah terbiasa menyebutnya dengan Masjid Al-hidayah. Akhirnya diputuskanllah status berubah menjadi Masjid Al-hidayah dan ini dibuktikan dibeberapa Administrasi sduah menggunkan istilah Masjid Al-hidayah. Begitu Pentingkah Status tersebut? Kalau kita kembali ke masa Rosulullah Saw, saat pertama kali beliau mendirikan Masjid. Hanya ada istilah Masjid tidak ada istilah yang lain. Secara bahasa Masjid artinya tempat Sujud, bahkan ada yang berpendapat bahwa bumi Allah ini adalah Masjid kaena dapat dijadikan tempat sujud. Tetapi kembali kita memahami esensi masjid yang sebenarnya. Pada Masa Rosulullah, para sahabat dan generasi setelahnya, Mesjid itu merupakan suatu tempat yang memiliki bentuk bangunan. Di dalamnya tidak hanya pelaksanaan Sholat Fardhu termasuk Sholat jum`at, tetapi Masjid multifungsi, Masjid sebagai tempat Musyawarah, mengatur strategi perang (saat itu banyak pepeprangan melawan kaum kafir), sebagai Madrosah (Sekolah) pendidikan, juga sebagai tempat pengobatan. Hampir sebagian besar kegiatan di pusatkan di Masjid. Ada beberapa daerah di negeri kita Indonesia ini menjadikan Masjid sebagai tempat walimahtul urusy (Pernikahan). Kalau mau di kaji-kaji pernikahan juga merupakan sunnah Rosul.
Ust. Dr. H Hasan Mansyur Nasution, MA sebagai Nara Sumber dalam session dialog interaktif pada acara Peringatan Maulid Nabi tersebut, menjelaskan bagaimana Masjid yang ideal itu, di anataranya Mesjid itu harus bersih, rapi, tempat wudhu dan toiletnya juga rapid an bersih, dan usahakan agar orang nyaman dan betah beribadah di dalamnya, Agar Masjid mempunya daya tarik bagi para jama`ah. Pada kesempatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar